Ekonom Bank Mandiri Beberkan Penyebab Tabungan di Bawah Rp 100 Juta Turun

1 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 ShutterstockIlustrasi Tabungan atau Menabung. Foto: Shutterstock

Office of Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membeberkan penyebab tabungan masyarakat dengan nominal di bawah Rp 100 juta pada Juli 2025 melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengatakan kecenderungan masyarakat saat ini lebih memilih alokasi dana ke instrumen lain di luar tabungan, seperti emas dan reksadana.

Menurut dia, alokasi dana melalui instrumen emas mengalami kenaikan signifikan dalam dua tahun terakhir, bahkan naik lebih dari 25 persen pada tahun ini, sehingga menarik minat rumah tangga untuk mengalihkan simpanan mereka.

“Nah karena memang alokasi ke instrumen yang lain semakin besar, otomatis penempatan juga di DPK (Dana Pihak Ketiga) terutama untuk yang kelas di bawah (tabungan Rp) 100 juta juga mengalami penurunan,” ucap Andry dalam agenda Economic Outlook Q3 2025 yang diadakan secara daring, Kamis (28/8).

Sebelumnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pertumbuhan tabungan masyarakat dengan nominal di bawah Rp 100 juta pada Juli 2025 hanya sebesar 4,76 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka tersebut melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang masih tumbuh 4,89 persen.

Dia menilai penurunan tabungan tidak hanya terjadi pada kelompok simpanan di bawah Rp 100 juta, tetapi juga di kelompok lain. Hal ini diyakini berkaitan dengan adanya realokasi penempatan aset ke instrumen non-DPK.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro di Hotel Ayana, Labuan Bajo, Sabtu (9/9).
 Foto: A...                    </div>

                    <div class= Baca Selengkapnya