DPR Ingatkan soal Radikalisasi di Medsos, BNPT Ungkap Ribuan Konten Ditakedown

2 hari yang lalu 5
ARTICLE AD BOX
Kepala BNPT Komjen Eddy Hartono saat dijumpai di depan Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jaksel, Sabtu (21/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparanKepala BNPT Komjen Eddy Hartono saat dijumpai di depan Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jaksel, Sabtu (21/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Anggota Komisi XIII DPR RI Ahmad Basarah mengingatkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait radikalisasi yang menyasar anak muda lewat media sosial (Medsos). Menurutnya beberapa tahun yang lalu banyak anak muda yang menjadi pelaku terorisme.

Basarah menyinggung kasus bom JW Marriott 2003 dan aksi terorisme yang dilakukan Zakia Aini pada 2021. Dua aksi terorisme itu dilakukan oleh anak muda.

"Mereka cuci otak dan terakhir Zakia Aini ini bukan bagian dari organisasi teroris dia pelaku individual dari mana pikirannya jadi teroris," tutur Basarah dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XIII dengan BNPT di DPR, Kamis (17/7).

"Lalu setelah dibuka di laptopnya Zakia itu kan ditemukan pesan dari yang bersangkutan bahwa pertama dia tercuci otaknya ketika dia baca di internet," tambahnya.

Maka itu ia meminta DPR memberikan dukungan kepada BNPT untuk melakukan pencegahan radikalisasi di medsos. Sebab membuat orang menjadi teroris hanya utuh waktu sebentar sedangkan mengembalikannya membutuhkan waktu lama.

"Menyembuhkan teroris jadi warga negara yang normal kembali itu butuh waktu bertahun-tahun," ujarnya.

Terkait hal ini, Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono, membenarkan adanya radikalisasi yang dilakukan melalui internet. Ia mengatakan telah bekerja sama dengan lembaga lainnya untuk melakukan takedown sejumlah konten berbau terorisme.

"Kami mengajukan takedown ke Komdigi karena selama ini kami sudah sepakat bahwa Komdigi punya alatnya yang lakukan takedown,

Baca Selengkapnya