Dokter Forensik Sebut Juliana Pendaki Rinjani Tewas Bukan karena Hipotermia

4 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
Petugas medis memindahkan peti jenazah pendaki Gunung Rinjani berkewarganegaraan Brazil Juliana Marins ke mobil ambulans untuk dibawa ke Bali, di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB di Mataram, NTB, Kamis (26/6/2025). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTOPetugas medis memindahkan peti jenazah pendaki Gunung Rinjani berkewarganegaraan Brazil Juliana Marins ke mobil ambulans untuk dibawa ke Bali, di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB di Mataram, NTB, Kamis (26/6/2025). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO

Dokter forensik memastikan pendaki asal Brasil, Juliana De Souza Pereira Marins (27) tewas bukan karena hipotermia saat jatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh turun drastis hingga di bawah 35 derajat Celsius. Hal ini mengakibatkan jantung dan organ vital lainnya gagal berfungsi.

Spesial Forensik RSBM, Dokter IB Alit, mengatakan, hasil pemeriksaan luar dan autopsi menunjukkan tidak ditemukan adanya luka yang disebabkan hipotermia pada tubuh Juliana.

Salah satu tanda seseorang mengalami hipotermia adalah ujung jari-jari berubah menjadi kehitaman.

"Jadi luka-luka yang ditimbulkan oleh hipotermia adalah luka pada ujung-ujung jari. Jadi lukanya berwarna kehitaman, ini tidak ditemukan. Jadi bisa kita katakan tidak ada hipotermia," katanya di RSBM, Jumat (27/6).

 Instagram/@resgatejulianamarinsJuliana Marins, WN Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Juni 2025 Foto: Instagram/@resgatejulianamarins

Hasil otopsi menyimpulkan Juliana tewas akibat kekerasan tumpul. Kekerasan tumpul ini menyebabkan patah tulang pada dada, punggung dan perut.

Patah tulang ini mengakibatkan kerusak...

Baca Selengkapnya