ARTICLE AD BOX

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 berada pada kisaran 4,7-5,5 persen, dengan titik tengah di angka 5,1 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, proyeksi ini masih dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global yang berdampak langsung ke kinerja ekspor nasional.
"Yang kami perhitungkan di sini memang baru lebih banyak dampak dari melambatnya ekonomi global," ujar Perry saat Rapat Kerja dengan Banggar DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (1/7).
Menurut Perry, negara-negara mitra dagang utama Indonesia justru mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, termasuk Amerika Serikat (AS), Tiongkok, Eropa, dan Jepang.
Dengan kondisi tersebut, katanya, Indonesia harus bekerja ekstra untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, khususnya melalui perluasan pasar ekspor dan penguatan investasi.
Perry menyebut ada lima langkah yang harus ditempuh untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke depan, yakni memperluas ekspor ke berbagai negara di luar mitra dagang tradisional.
Mendorong investasi termasuk Penanaman Modal Asing (PMA), memperbesar stimulus fiskal untuk mendorong permintaan domestik, mendorong digitalisasi ekonomi, termasuk sektor UMKM dan sistem pembayaran, dan kebijakan moneter pro-pertumbuhan melalui penurunan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar.