ARTICLE AD BOX

Pemerintah kembali menyalurkan beras murah melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada akhir Juni 2025. Namun, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, distribusi kali ini dilakukan secara terbatas, dengan prioritas diberikan kepada wilayah-wilayah yang benar-benar membutuhkan, terutama di kawasan Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku Utara.
“Akhir Juni (penyaluran SPHP). Kan kita perlu persiapan untuk packaging 5 kilogram. Kemudian menyasar yang utama adalah daerah-daerah yang memang saudara-saudara kita perlu duluan, Indonesia Timur, Papua, Maluku Utara,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di kantor Kemenko Pangan, Kamis (12/6).
Menurut Arief, penyaluran SPHP tahun ini dilakukan secara lebih selektif. Pemerintah ingin memastikan distribusi beras murah benar-benar tepat sasaran, sekaligus menjaga keseimbangan harga antara tingkat konsumen dan produsen, khususnya petani.
“SPHP dikeluarkan harus sesuai dengan peruntukan. Misalnya pada waktu kita tidak panen, panennya terbatas, perlu stabilisasi harga dan pasokan, itu SPHP dikeluarkan. Dan itu kita menugaskan Bulog seizin ratas atau rakortas,” katanya.
SPHP sempat dihentikan setelah Februari lalu. Saat itu, pemerintah fokus menjaga harga gabah kering panen (GKP) agar tetap berada di kisaran Rp 6.500 per kilogram. Arief menekankan pentingnya menjaga keseimbangan tersebut agar kebijakan satu tidak justru melemahkan yang lain.
Hingga pertengahan Juni, Bapanas telah menerima...