ARTICLE AD BOX

Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia memastikan tidak akan mengalami kegagalan layaknya sovereign wealth fund (SWF) asal Malaysia, 1Malaysia Development Berhad (1MDB), akibat skandal korupsi raksasa.
Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengatakan alih-alih 1MDB, pemerintah membentuk Danantara sebagai SWF dengan skema yang lebih mirip kepada Temasek, superholding BUMN milik Singapura.
Danantara, kata Dony, memiliki dua superholding, yakni Danantara Asset Management atau superholding yang memiliki dan mengelola seluruh aset BUMN, serta Danantara Investment Management yang mengelola kegiatan investasi.
"Kenapa dibuat dua? Supaya kekhawatiran yang tadi masyarakat pikirkan akan tercampurnya risiko itu tidak terjadi. Tidak ada urusannya kegagalan investasi dengan pengelolaan BUMN," tegas Dony saat diskusi bersama Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (IKA Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad), dikutip Kamis (19/6).
Pemerintah, kata Dony, sedari awal mendesain Danantara menjadi dua badan usaha yang berbeda agar tidak ada pencampuran risiko investasi dan pengelola BUMN untuk menghindari kegagalan serupa 1MDB.
"Jadi dari awal itu sudah kita pikirkan, bagaimana supaya ini tidak terjadi seperti 1MDB yang ditakutkan orang dan l...