Bakal Kena Tarif 10 Persen, PM Australia Masih Terus Lobi Trump

5 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bereaksi saat tiba di pangkalan udara militer Halim Perdanakusuma di Jakarta, Rabu (14/5/2025). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERSPerdana Menteri Australia Anthony Albanese bereaksi saat tiba di pangkalan udara militer Halim Perdanakusuma di Jakarta, Rabu (14/5/2025). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan negaranya kemungkinan besar tetap dikenakan tarif 10 persen atas seluruh ekspor ke Amerika Serikat.

Meski begitu, pemerintah Australia akan terus melobi agar bisa mendapatkan pengecualian. Masa jeda 90 hari atas tarif resiprokal dari AS akan berakhir awal pekan depan, tepatnya 9 Juli.

Presiden Donald Trump sebelumnya mengancam akan mengirim surat ke negara-negara mitra dagang terkait besaran tarif yang akan diberlakukan atas produk impor dari negara tersebut ke AS.

Rencananya Trump bakal mengenakan tarif mulai 10-70 persen ke negara-negara mitra.

Saat ditanya soal nasib tarif ekspor Australia pasca-9 Juli dalam sebuah acara di Sydney, Albanese menjawab “Saya kira ya, itu akan tetap berlaku [10 persen]," katanya mengutip Reuters, Jumat (4/7).

Ia menambahkan, tenggat tarif 9 Juli dari AS tidak akan berdampak besar bagi Australia.

“Tidak ada negara yang mendapat tarif lebih baik dari 10 persen. Kami akan terus menyampaikan posisi kami sebagaimana biasanya.”

Pertemuan yang sebelumnya dijadwalkan antara Albanese dan Trump di sela KTT G7 bulan lalu batal terlaksana karena Trump meninggalkan pertemuan lebih awal akibat ketegangan antara Israel dan Iran.

Pemerintah Australia masih berupaya mengatur pertemuan dengan Trump. Albanese menyatakan masih ada banyak kesempatan bertemu dalam berbagai forum hingga akhir t...

Baca Selengkapnya