Bahlil Sebut Rencana Impor Migas dari AS Tergantung Hasil Negosiasi Tarif

4 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bersiap menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana PutraMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bersiap menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan pemerintah belum akan merealisasikan rencana impor minyak dan gas (migas) dari Amerika Serikat (AS) jika hasil negosiasi tarif dagang antara Indonesia dan AS tidak memberikan keuntungan yang jelas.

Bahlil menuturkan, sebelumnya Indonesia telah merencanakan alokasi dana antara USD 10 miliar hingga USD 15 miliar untuk melakukan pembelian di AS.

“Tetapi kami dari ESDM sudah mengalokasikan sekitar 10 sampai 15 miliar USD untuk belanja di Amerika. Kalau itu tarifnya juga diturunkan, tapi kalau nggak berarti kan nggak ada deal dong,” ucap Bahlil saat ditemui usai Raker bersama Komisi XII di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (14/7).

Ia pun menyebut pelaksanaan impor migas masih menunggu hasil akhir dari perundingan dagang antara Indonesia dan AS.

“Kemarin saya belum tahu perkembangan terakhir, karena yang akan ngomong itu adalah Pak Menko (Airlangga) sebagai ketua delegasi. Nanti kita lihat lagi ya,” kata Bahlil.

Indonesia kini dibebankan tarif impor tambahan sebesar 32 persen oleh Trump. Selama ini, barang Indonesia yang masuk ke AS juga sudah dikenakan tarif impor atau bea masuk.

Trump menyampaikan surat mengenai tarif resiprokal ditujuka...

Baca Selengkapnya