Ayah Almarhum Pratama Kecewa Soal Mahepel Unila: Memelihara Alam Bukan Kekerasan

4 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 Sinta Yuliana/Lampung GehAbqori, ayah Pratama Wijaya Kusuma yang tewas diduga akibat kekerasan saat Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) Universitas Lampung (Unila). | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh

Lampung Geh, Bandar Lampung - Keluarga Pratama Wijaya Kusuma menyesalkan adanya dugaan kekerasan yang dialami anaknya saat Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) Universitas Lampung (Unila). Hal itu disampaikan oleh Ayah korban, Abqori (45) saat ditemui Lampung Geh saat proses ekshumasi di blok F Tempat Pemakaman Umum (TPU) Beringin Raya, Kota Bandar Lampung. Ia mengatakan pendidikan dasar organisasi mahasiswa (Ormawa) pencinta alam seharusnya melakukan kegiatan yang memacu pada kegiatan memelihara alam, bukan untuk kekerasan. "Setau saya pencinta alam itu bersih-bersih alam, memelihara alam bukan untuk kekerasan seperti itu, wajarlah kalo kepolisian atau tentara ada pendidikan seperti itu karena untuk membela rakyat, kalo seandainya perang mereisan depan, kita kan rakyat," katanya. Abqori menuturkan apabila Mahepel terbukti melakukan tindakan kekerasan, dirinya berharap Ormawa tersebut dapat ditutup secara permanen. "Bagaimana pun juga kita mendidik anak dari kecil sampai besar itu sangat susah, jadi harapan saya kedepan kalo misalnya memang terlibat Mahepel itu dimohon kita semua menutup jadi tutup permanen, buat apa ada kayak gitu pencinta alam tapi pendidikan itu diluar pencinta alam," ucapnya. Selain itu, kata Abqori, dirinya berharap kedepannya kegiatan Ormawa di seluruh Universitas di Indonesia khususnya Universitas Lampung dapat transparan dalam membuat acara ormawa. "Harapan saya Unila kedepannya kalo ada kegiatan itu, dosen dekan harus ada schedule yang jelas, jangan asal terjun ke lapangan ketika dit...

Baca Selengkapnya