Anggota Komisi X Minta Penulisan Ulang Sejarah Berbasis Pendekatan Gender

2 minggu yang lalu 9
ARTICLE AD BOX
 Rachmadi Rasyad/kumparanBangunan bersejarah bekas Kantor Pusat PTT di samping Gedung Sate, Bandung, kini digunakan oleh Telkom dan Pos Indonesia. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Anggota Komisi X DPR RI Nilam Sari Lawira meminta Menteri Kebudayaan Fadli Zon memastikan penulisan ulang sejarah dilakukan dengan pendekatan gender.

"Ini penting, dan kami harap Kementerian Kebudayaan memperhatikan pendekatan gender dalam penulisan ulang sejarah bangsa ini," kata Nilam dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6).

Sebab menurutnya, selama ini sejarah di Indonesia terlalu fokus pada tokoh laki-laki saja.

Padahal, menurutnya, banyak tokoh perempuan yang juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan hingga pelestarian budaya nasional,

Hanya saja para tokoh perempuan ini terpinggirkan dalam narasi sejarah arus utama.

"Penulisan sejarah Indonesia selama ini masih sangat maskulin dan terfokus pada tokoh-tokoh laki-laki. Padahal, perempuan juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan, pembangunan, hingga pelestarian budaya lokal," katanya.

Adapun proyek penulisan ulang sejarah ini rencananya akan diterbitkan 11 jilid buku sejarah yang akan mencakup berbagai aspek dari sejarah bangsa Indonesia.

Penulisan sejarah baru ini akan mencangkup Sejarah Awal Nusantara, Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina, Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah, Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi, Respons Terhadap Penjajahan, Pegerakan Kebangsaan, Perang Kemerdekaan Indonesia, Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi, Orde Baru (1967-1998), Era Reformasi (1999-2024), dan yang terakhir Faktaneka dan Indeks.

Penulisan ulang sejarah ini melibatkan ratusan sejarawan yang dipimpin langsung oleh Guru Besar Ilmu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi.<...

Baca Selengkapnya