ARTICLE AD BOX

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berharap tarif resiprokal yang dikenakan Amerika Serikat (AS) bisa lebih rendah dari Vietnam. AS telah menyepakati tarif lebih rendah sebesar 20 persen terhadap produk ekspor Vietnam.
Sebelumnya pada 9 April 2025 lalu AS melakukan penundaan penerapan tarif yang berlaku 90 hari ke 75 negara, kecuali China. Dengan berakhirnya masa penundaan pada 9 Juli 2025, artinya sebentar lagi tarif akan berlaku.
“Vietnam kan 20 sampai 40 persen. Betul. Tentu kita berharap lebih baik [rendah] dari itu,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat pada Kamis (3/7).
Airlangga menuturkan saat ini tim negosiasi Indonesia juga sudah ada di Washington bersama tim negosiasi negara lainnya seperti India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam dan Malaysia.
“Jadi dengan demikian Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia sangat serius untuk merespons tarif ini,” kata Airlangga.
Meski Vietnam sudah menyepakati tarif Airlangga menuturkan sampai saat ini masih ada lebih dari 100 negara yang belum mencapai kesepakatan termasuk Indonesia.
“Yang sudah deal baru UK, kemudian China dan Vietnam. China pun masih berlaku sementara 90 hari,” ujarnya.
Sebagai salah satu bahan negosiasi, Indonesia juga menawarkan impor dari pemerintah AS dengan nilai total mencapai USD 34 miliar atau sekitar Rp 550,6 triliun (kurs Rp 16.195 diakses 3 Juli pukul 17.59 WIB). Nilai tersebut melebih defisit perdagangan AS dengan Indonesia selama ini sekitar USD 19 miliar.
